KISAH ANAK NELAYAN LAMAKERA

Kanaka Media
0

Pernah suatu kali, ia terjebak gelombang besar di laut bersama ayahnya. Kala itu musim barat, hujan disertai angin kencang. Perahu kayu milik ayahnya diterjang gelombang dari kiri dan kanan. Kadang bagian haluan perahu terangkat melayang sebentar lalu jatuh menghantam lagi gelombang laut yang ganas. Mesin perahu berasap karena melawan derasnya gelombang. Perlahan air mulai memenuhi lambung perahu. Husni yang bertugas menggayung air dari lambung perahu kewalahan. Ayahnya tetap tenang memegang kemudi perahu. Ia harus tetap fokus menghitung aliran gelombang laut. Kecepatan perahu pun dimainkan sesuai irama aliran gelombang. Sesekali Husni melirik ayahnya yang duduk di buritan perahu. Namun ia merasa kuat karena melihat ayahnya yang tetap tenang. Ia percaya bahwa ayahnya seorang pelaut ulung.
Orang Lamakera memang dikenal sebagai pelaut ulung. Kehidupan mereka sehari-harinya bergantung dari laut. Sudah sejak dahulu nenek moyang mereka menjelajahi lautan. Berhari, berminggu bahkan berbulan-bulan mereka berada dilautan lepas mencari ikan demi sesuap nasi. Angin dan gelombang sudah biasa mereka terjangi.
Lamakera adalah nama sebuah kampung di ujung timur pulau Solor. Secara administratif, kampung Lamakera ini memiliki dua desa yaitu, desa Watobuku dan desa Motonwutun. Walau memiliki dua desa, tapi secara umum mayarakat mengenalnya sebagai kampung Lamakera.
Sekira beberapa saat lamanya, angin mulai reda dan gelombang berangsur surut. Husni mulai tersenyum sumringah. Ia menoleh ke belakang melihat ayahnya. Ayahnya masih tetap tenang memegang kemudi perahu. Dalam hati ia memuji sikap dan ketangkasan ayahnya. Ini memang pengalaman yang sangat berharga bagi dirinya. Disini, dilaut ini ia belajar, sekuat apapun tantangan yang dihadapi jika kita tetap tenang dan terus berusaha maka kita berhasil melaluinya.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)