REPRESENTASI BUDAYA MISTIK DALAM FILM JAILANGKUNG

Kanaka Media
0



REPRESENTASI
BUDAYA MISTIK
DALAM FILM JAILANGKUNG



PENDEKATAN SEMIOTIKA ROLAND BARTHES


Cetakan Pertama: September 2019
Surabaya, Jawa Timur

Penulis: Hj. Ricka Debby Indah Sari, S.Sos, M.I.Kom, S.H.
Meysita Arum Nugroho, S.H.
Penata Letak: Kanaka
Penata Sampul: Kanaka
Pemeriksa Aksara: Amsori, S.H., M.H, M.M.

ISBN: 978-623-7346-64-7
Tebal: 129 hlm; A5




Berbagai film layar lebar Indonesia saat ini seakan menjadi pelepas dahaga bagi para penonton dalam negeri. Film-film dengan bergenre action, komedi, drama hingga horror hilir mudik di berbagai bioskop tanah air dan mampu meraih minat penonton yang tidak sedikit.
Salah satunya adalah film Jelangkung. Film yang bergenre horror ini pertama kali diproduksi pada tahun 2001 dengan sutradara Rizal Mantovani dan Jose Poernomo. Dengan mengusung tema ritual mistik kuno jailangkung dari Indonesia, film ini lekat dengan tag-line yang terkenal, yaitu "Jelangkung-Jelangkung, di sini ada pesta kecil-kecilan, datang tak dijemput, pulang tak diantar."

Berbicara tentang film-film bergenre horor seperti film Jailangkung memang tidak terlepas dari hal-hal mistik yang dipercaya sebagai mitos oleh khalayak tertentu seperti di masyarakat pedesaan. Mitos atau mite yakni cerita prosa yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh empunya cerita. Mitos sendiri berkaitan dengan peristiwa terjadi di dunia lain, yang terjadi di masa lampau. Bascom (dalam Danandjaja, 1986: 50).
Dalam kajian kebudayaan, mitos yang terkait dengan dunia mistik tercermin suatu sikap hidup. Sebagaimana dikemukakan Jong (dalam Suwardi, 2007:10), bahwa dalam alam pikiran manusia, mistik mengisyaratkan bahwa baik dunia yang secara fisik terlihat maupun dunia yang tidak terlihat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan manusia dengan makhluk alam nyata dengan makhluk suprana-tural tidak dapat dibedakan.

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan analisis semiotik Roland Barthes sebagai model penelitian dengan objek penelitian dari Film Jailangkung. Littlejohn (2009:53) menjelaskan bahwa semiotik merupakan salah satu kajian yang menjadi tradisi dalam teori komunikasi. Tradisi semiotik terdiri atas sekumpulan teori tentang bagaimana tanda-tanda merepresentasikan benda, ide, keadaan, situasi, perasaan dan kondisi di luar tanda-tanda itu sendiri. Keberadaan semiotika bertujuan untuk mengetahui makna-makna yang terkandung dalam sebuah tanda atau menafsirkan makna tersebut sehingga diketahui bagaimana komunikator mengkonstruksi pesan. Konsep pemaknaan ini tidak terlepas dari perspektif atau nilai-nilai ideologis tertentu serta konsep kultural yang menjadi ranah pemikiran masyarakat di mana simbol tersebut diciptakan.


Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)