Mengenal Filosofi Kejawen dalam Budaya Jawa yang Masih Lestari hingga Kini

Kanaka Media
0
Mengenal Filosofi Kejawen dalam Budaya Jawa (Belajati Raihan Fahrizi dari Pixabay)
Mengenal Filosofi Kejawen dalam Budaya Jawa (Belajati Raihan Fahrizi dari Pixabay)


Di Jawa, terdapat berbagai aliran atau kelompok Kejawen yang dapat memiliki perbedaan dalam praktik spiritual dan interpretasi kepercayaan. 


Kejawen adalah suatu tradisi spiritual dan kepercayaan yang berasal dari Jawa, Indonesia. Kejawen sering dianggap sebagai bagian dari kepercayaan lokal Jawa yang kental dengan unsur-unsur kebudayaan, mistisisme, dan spiritualitas. Meskipun tidak semua orang Jawa mengidentifikasi diri sebagai pengikut Kejawen, tradisi ini memiliki pengaruh yang cukup besar dalam masyarakat Jawa.


Berikut adalah beberapa karakteristik utama dari Kejawen:


Kepercayaan pada Tuhan dan Energi Alam

Kejawen mengakui keberadaan Tuhan yang Maha Esa dan juga mempercayai adanya energi alam atau kekuatan spiritual yang meliputi alam semesta.


Kepedulian terhadap Keseimbangan

Konsep keseimbangan antara manusia, alam, dan Tuhan sangat penting dalam Kejawen. Keseimbangan ini dianggap sebagai kunci keharmonisan hidup.


Penggunaan Simbol-Simbol

Kejawen sering menggunakan simbol-simbol, baik dalam bentuk gambar, mantra, atau tata cara ritual, sebagai sarana komunikasi dengan kekuatan spiritual.


Praktik Mistis dan Ritual

Pengikut Kejawen dapat melibatkan diri dalam berbagai praktik mistis dan ritual. Ini bisa melibatkan meditasi, doa, penggunaan benda-benda ritual, dan praktik-praktik spiritual lainnya.


Pentingnya Guru atau Kiyai

Dalam Kejawen, seorang guru spiritual yang disebut Kiyai atau Kiai memiliki peran penting sebagai pemandu spiritual. Mereka dihormati dan dianggap memiliki pengetahuan spiritual yang mendalam.


Berkaitan dengan Kebudayaan Jawa

Kejawen sangat terkait dengan kebudayaan Jawa. Beberapa aspek tradisi ini mencakup seni, musik, tata cara pakaian, dan tata cara berperilaku yang khas Jawa.


Penting untuk dicatat bahwa Kejawen bukan agama resmi di Indonesia dan seringkali dianggap sebagai suatu bentuk spiritualitas lokal. 


Meskipun terdapat elemen-elemen Hinduisme dan Islam dalam Kejawen, tetapi tradisi ini memiliki ciri khasnya sendiri. Kejawen juga sering dianggap sebagai suatu bentuk kepercayaan tradisional atau kebatinan.


Baca Juga: Mengenal Perhitungan Weton dan Wuku dalam Budaya Jawa

Baca Juga: Mengenal Budaya Jawa, Mulai dari Bahasa, Kejawen hingga Gotong Royong


Berikut adalah beberapa aliran Kejawen yang cukup dikenal di Jawa:


Abangan

Sebutan "abangan" awalnya merujuk kepada orang Jawa yang memiliki identitas budaya Jawa namun tidak menjalankan ajaran agama Islam secara ketat. Dalam konteks Kejawen, abangan dapat merujuk kepada mereka yang menggabungkan unsur-unsur Kejawen dengan agama-agama lain, seperti Hindu atau Buddha.


Santri Kejawen

Santri Kejawen adalah mereka yang mendalami ajaran Islam namun juga mempraktikkan aspek-aspek spiritual Kejawen. Mereka mencoba menyatukan ajaran agama Islam dengan kepercayaan lokal Jawa.


Batin

Aliran Batin seringkali berfokus pada dimensi batiniah atau spiritual dalam Islam dan Kejawen. Mereka menekankan pentingnya menjalani kehidupan yang sesuai dengan nilai-nilai spiritual dan menjaga keseimbangan antara aspek rohaniah dan materi.


Pancasila

Nama aliran ini tidak harus bingung dengan dasar negara Indonesia yang bernama sama. Aliran Pancasila dalam konteks Kejawen menekankan pada lima prinsip atau nilai-nilai spiritual yang dianggap sebagai panduan hidup. Prinsip-prinsip ini mencakup keadilan, kebenaran, kebijaksanaan, kesetiaan, dan kesederhanaan.


Kepercayaan Tradisional

Beberapa orang Jawa juga tetap mempraktikkan kepercayaan tradisional Jawa yang tidak terikat pada agama tertentu. Mereka dapat melakukan ritual-ritual Kejawen yang mencakup persembahan kepada leluhur, penggunaan simbol-simbol spiritual, dan kegiatan-kegiatan lain yang bersifat mistis.


Penting untuk diingat bahwa Kejawen bukanlah satu aliran tunggal dengan doktrin yang kaku. Keanekaragaman aliran dan praktik di dalamnya mencerminkan adaptasi dan evolusi spiritual dalam masyarakat Jawa. 


Selain itu, banyak praktisi Kejawen yang mungkin tidak terafiliasi dengan aliran tertentu dan lebih cenderung mengambil unsur-unsur yang sesuai dengan kebutuhan spiritual pribadi mereka.






Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)