Perbedaan Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif Serta Pengertiannya

Kanaka Media
0
Perbedaan Asesmen Sumatif dan Asesmen Normatif (aymane jdidi dari Pixabay)
Perbedaan Asesmen Sumatif dan Asesmen Normatif (aymane jdidi dari Pixabay)


Asesmen adalah proses pengumpulan informasi dan evaluasi untuk mengukur kemajuan, kinerja, atau pencapaian seseorang dalam suatu bidang tertentu. Dalam konteks pendidikan, asesmen digunakan untuk mengukur pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan siswa terhadap materi pelajaran yang diajarkan. Asesmen dapat mencakup berbagai bentuk, termasuk tes, proyek, presentasi, tugas, dan observasi.


Ada dua jenis utama asesmen dalam konteks pendidikan, yaitu asesmen formatif dan asesmen sumatif, seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Asesmen formatif digunakan selama proses pembelajaran untuk memberikan umpan balik yang dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman mereka. Sementara itu, asesmen sumatif digunakan pada akhir suatu periode pembelajaran untuk memberikan gambaran keseluruhan tentang tingkat pencapaian siswa.


Asesmen dapat digunakan tidak hanya dalam konteks pendidikan formal tetapi juga dalam berbagai situasi dan bidang lainnya, seperti di tempat kerja, pengembangan karyawan, penelitian ilmiah, dan evaluasi program. Pentingnya asesmen adalah untuk memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan dan untuk meningkatkan kualitas dan efektivitas pembelajaran atau kinerja seseorang.


Asesmen formatif dan asesmen sumatif adalah dua jenis penilaian pendidikan yang berbeda, baik dalam tujuan maupun pelaksanaannya. 


Berikut adalah perbedaan antara asesmen formatif dan asesmen sumatif


Tujuan

Asesmen Formatif: Bertujuan untuk memberikan umpan balik sepanjang proses pembelajaran. Guru menggunakan asesmen formatif untuk memahami sejauh mana siswa telah memahami materi dan untuk membantu mereka memperbaiki pemahaman mereka melalui umpan balik yang diberikan.

Asesmen Sumatif: Bertujuan untuk mengevaluasi pencapaian akhir siswa setelah suatu periode pembelajaran tertentu. Ini biasanya digunakan untuk memberikan penilaian atau nilai akhir pada siswa.


Baca Juga: 40 Catatan untuk Rapor dari Wali Kelas untuk Siswa yang Menggugah Hati

Baca Juga: Tak Hanya Baca Tulis, Berikut Jenis-Jenis Literasi yang Perlu Kita Pahami


Waktu Pelaksanaan

Asesmen Formatif: Dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Biasanya terjadi secara berulang selama satu topik atau pelajaran.

Asesmen Sumatif: Dilakukan pada akhir suatu periode pembelajaran, seperti akhir semester atau tahun ajaran.


Fokus

Asesmen Formatif: Lebih fokus pada perbaikan dan peningkatan pembelajaran siswa. Umpan balik yang diberikan dapat langsung diterapkan oleh siswa untuk meningkatkan pemahaman mereka.

Asesmen Sumatif: Lebih fokus pada hasil akhir dan menilai tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang telah diajarkan selama periode tertentu.


Frekuensi

Asesmen Formatif: Dapat dilakukan secara teratur, bahkan harian atau mingguan, untuk memonitor kemajuan siswa secara berkelanjutan.

Asesmen Sumatif: Biasanya dilakukan lebih jarang, seperti satu atau dua kali dalam satu semester atau tahun ajaran.


Hasil

Asesmen Formatif: Hasilnya tidak selalu bersifat akhir atau final. Tujuannya lebih untuk membimbing pembelajaran selanjutnya.

Asesmen Sumatif: Hasilnya bersifat akhir dan memberikan gambaran tentang sejauh mana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran.


Penting untuk dicatat bahwa kedua jenis asesmen ini memiliki peran yang penting dalam sistem pendidikan. Asesmen formatif membantu meningkatkan pembelajaran sepanjang proses, sementara asesmen sumatif memberikan gambaran keseluruhan tentang pencapaian siswa pada suatu waktu tertentu.

Tags

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)