Periode Sastra Pewayangan pada Abad 14 hingga 19 Masehi

Kanaka Media
0
Ilustrasi Sastra Pewayangan (Sasin Tipchai dari Pixabay)
Ilustrasi Sastra Pewayangan (Sasin Tipchai dari Pixabay)


Sastra Pewayangan merujuk pada kumpulan cerita rakyat yang diungkapkan melalui pertunjukan wayang kulit, yang melibatkan tokoh-tokoh seperti Semar, Gatotkaca, Arjuna, dan lainnya. Periode ini berkisar dari abad ke-14 hingga ke-19. Sastra Pewayangan sangat dipengaruhi oleh budaya Hindu dan memasukkan unsur-unsur lokal ketika Hinduisme berkembang di Nusantara.


Beberapa ciri khas dari Sastra Pewayangan selama periode tersebut meliputi:


1. Epik Hindu Mahabharata dan Ramayana

Cerita-cerita dalam Sastra Pewayangan umumnya diambil dari kedua epik Hindu utama, yaitu Mahabharata dan Ramayana. Tokoh-tokoh utama seperti Arjuna, Yudhisthira, Rama, Sita, dan Hanuman sering muncul dalam pertunjukan wayang kulit.


2. Penyebaran Cerita melalui Wayang Kulit

Cerita-cerita Pewayangan disampaikan melalui pertunjukan wayang kulit, yang melibatkan dalang yang menggerakkan boneka kulit (wayang) sambil menceritakan kisah epik. Wayang kulit sering digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan nilai-nilai moral, etika, dan ajaran agama.


Baca Juga: Mengenal Periode Perkembangan Sastra di Indonesia

Baca Juga: Periode Sastra Pujangga Baru dan Karya-Karya Serta Sastrawan yang Lahir di Masa itu


3. Penggabungan dengan Mitologi Lokal

Sastra Pewayangan juga menciptakan tokoh-tokoh dan cerita yang memiliki akar dalam mitologi lokal Indonesia. Hal ini menciptakan variasi dan adaptasi cerita epik Hindu yang sesuai dengan kebudayaan lokal.


4. Pesan Moral dan Nilai-Nilai Kehidupan

Pertunjukan wayang kulit tidak hanya memberikan hiburan, tetapi juga bertujuan menyampaikan pesan moral dan nilai-nilai kehidupan kepada penonton. Kisah-kisah dalam Sastra Pewayangan sering kali memiliki pesan moral yang mendalam.


5. Lingkungan Pertunjukan

Pertunjukan wayang kulit biasanya dilakukan di tempat-tempat seperti pendapa (balai desa) atau di pasar pada malam hari. Pertunjukan ini menjadi sarana hiburan dan edukasi bagi masyarakat setempat.


Sastra Pewayangan memberikan kontribusi besar terhadap warisan budaya Indonesia, dan hingga saat ini, pertunjukan wayang kulit masih dihargai sebagai bentuk seni tradisional yang memperkaya kekayaan budaya bangsa.

Posting Komentar

0Komentar

Posting Komentar (0)